Jakarta, CNN Indonesia —
profesor Institut Teknologi Metalurgi Bandung (ITB) Zulfiadi Zulhan berhasil mengakselerasi waktu pembuatan besi limonit (gutit) menjadi logam hanya dalam waktu 2 menit.
Dharam Olasi Ilmya Guru Besal ITB Pada Sabtu (12/10), Zulfiadi menunjukkan bagaimana ia mengubah ‘tanah’ tersebut menjadi logam dengan menggunakan reaktorplasmid yang memanfaatkan hidrogen sebagai reduktornya.
Zulfiadi menkawali orasinya dengan menjelaskan metalurgi di antara bidang keilmuan lain, di mana bidangnya berada di tengah antara proses pengambilan material di alam dan pengolahan produk di pabrik.
“Tugas kami (metalurgi) di pabrik mengubah dari tanah menjadi logam. Bukan ilmu sulap, tentu saja ada proses, ada ilmu pengetahuan di situ”, ujar Zulfiadi dalam orasinya ilmu pengetahuan di situ”, ujar Zulfiadi dalam orasinya y jugaa disian di situ” ,
karena tidak yakin
Zulfiadi menunjukkan percobaan awal gutit bisa berubah menjadi logam sebagian dalam waktu 1 menit, dan berhasil tereduksi sepenuhnya dalam waktu 2 menit.
“Ini percobaan awal yang kami lakukan, sedang dipublikasi. Waktu 60 detik, kita bisa mengubah dari tanah menjadi logam sebagian dalam waktu 60 detik”, jelasnya.
“Kami tingkatkan waktunya 2 menit, itu dari tanah langsung menjadi logam, 2 menit. Ini seperti sulap tapi bukan sulap,” imbuhnya.
Zulfiadi mengatakan uji coba yang dilakukannya menunjukkan hasil pengolahan yang cukup cepat dengan kekuatan terhadap berat yang relatif kecil.
Jika Anda ingin informasi lebih lanjut, lihat Bab 6.
Dalam waktu 1,5 menit, dihasilkan feronikel dengan kandungan >20 orang, namun angka mengembalikan Mendekati 100 orang.
Harap berhati-hati agar tidak merusaknya.
Dalam Skala Pabrik, produk prosa, termasuk cara kerjanya dan cara kerjanya.
Zulfiadi mencoba mencampur 30 orang – 35 orang membuat kromit dengan menghasilkan nikel menggunakan 1 dan berhasil menghasilkan baja tahan karat/stainless steel. Saya akan menggunakan skala pabrik untuk membersihkan.
Sebagai penutup, Zulfiadi memproyeksikan cita-cita pengolahan logam di masa depan agar ada mesin yang memanfaatkan kecerdasan buatan. Harap perhatikan hal berikut.
“Reaktor plasma hidrogen menggabungkan hidrogen hijau dan Sumber Listrik EBT. Lebih ramah lingkungan, pembersih, ayo cepat, lebih pintar Bielsama,” Catania.
(Lom/DMI)