Tim SAR menemukan kepala nelayan yang hilang di perut buaya. Berita Dunia

Buaya tersebut dibunuh dan dibedah (Gambar: ViralPress)

Tim SAR yang mencari seorang nelayan yang hilang merasa ngeri saat menemukan kepala nelayan tersebut berada di dalam perut buaya.

Pria berusia 68 tahun bernama Yasmin itu pergi memancing di sungai di Kabupaten Rokan Hilir, provinsi Riau, Indonesia pada Kamis, namun tidak kembali ke rumah.

Penduduk setempat melancarkan regu pencarian dan mengunjungi daerah-daerah di mana mereka tahu Yasmin sering memancing, dan putranya Sunadi menemukan pakaian ayahnya dan sebuah pancing tertinggal di dekat tepi sungai.

Pencarian dilanjutkan semalaman hingga dini hari Jumat pagi terdengar suara cipratan keras sekitar 650 kaki dari tempat ditemukannya barang-barang Yasmeen.

Mereka sedang memeriksa kebisingan di Parit Bekoan di Desa Teluk Nilap ketika mereka melihat seekor buaya besar dengan bagian tubuh terpotong-potong tergantung di rahangnya.

Penduduk setempat membunuh buaya tersebut dengan generator dan kemudian membelahnya. Mereka menemukan kepala Yasmeen dan sesuatu yang tampak seperti lengan di dalam perut buaya.

Buaya tersebut disetrum sebelum dibelah (Gambar: ViralPress)

Kapolsek Rokan Hillir Isa Imam Syahroni mengatakan, “Jenazahnya sudah tidak utuh lagi saat dikumpulkan. Kepalanya terpisah dari badannya.

“Keluarganya telah menerima kematiannya dan menolak melakukan pemeriksaan post-mortem karena penyebab kematiannya sudah jelas.”

Sehari sebelumnya, jasad seorang pemancing hilang yang dimakan buaya ditemukan di provinsi yang sama.

Andika Saputra, 21, ditemukan setengah dimakan setelah diseret buaya ke Sungai Cantik.

Pada tanggal 15 September, dia sedang mencari siput untuk dimakan di tepi sungai ketika dia tiba-tiba ditangkap dan dimakan oleh binatang buas.

Indonesia adalah rumah bagi 14 spesies buaya, dengan populasi besar buaya muara yang besar dan ganas yang tumbuh subur di iklim wilayah tersebut.

Para pemerhati lingkungan percaya bahwa buaya-buaya tersebut semakin terdesak ke daratan, semakin dekat ke desa-desa, karena penangkapan ikan yang berlebihan mengurangi pasokan makanan alami dan hilangnya habitat mereka karena wilayah pesisir diubah menjadi peternakan.

Karena penduduk setempat yang tidak berpendidikan di negara-negara berkembang masih menggunakan sungai untuk mandi dan memancing secara primitif, kombinasi beberapa faktor mematikan telah menyebabkan peningkatan serangan buaya.

Silakan menghubungi tim pers kami melalui email: webnews@metro.co.uk.

Ingin tahu lebih banyak cerita seperti ini? Lihat halaman berita kami.

Lagi: Tikus “melompat keluar” dari makanan dalam penerbangan, pesawat melakukan pendaratan darurat

Lagi: Buronan capybara Cinnamon yang menjadi superstar Inggris akhirnya tertangkap setelah seminggu buron

Lagi: Panda yang ‘menggonggong’ di kebun binatang ternyata adalah seekor anjing yang dicat



Tautan sumber