Tentara AS Travis King dihukum karena desersi setelah melarikan diri ke Korea Utara oleh Angkatan Darat AS

Seorang tentara Amerika yang buron Korea Utara Pengacaranya mengatakan dia dijatuhi hukuman 12 bulan penjara tahun lalu setelah mengaku bersalah melakukan desersi dalam kesepakatan pembelaan.

Pengacara Franklin Rosenblatt mengatakan pada hari Jumat tentara itu dibebaskan karena berperilaku baik dan menjalani hukuman.

Travis King menghadapi 14 dakwaan terkait penyeberangan perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara pada Juli lalu saat mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan semenanjung Korea, serta insiden sebelumnya.

Sebagai bagian dari kesepakatan yang diterima oleh hakim militer pada hari Jumat, ia mengaku bersalah atas lima dakwaan – desersi, penyerangan terhadap bintara dan tiga dakwaan tidak mematuhi seorang perwira.

Pada Juli 2023, Kim ditempatkan di Korea Selatan dan seharusnya terbang kembali ke Texas untuk sidang disipliner setelah terlibat perkelahian dalam keadaan mabuk di bar dan ditahan di penjara Korea Selatan.

Sebaliknya, dia keluar dari Bandara Regional Seoul, melakukan tur keliling Zona Demiliterisasi, dan kemudian melintasi perbatasan yang dijaga ketat, di mana dia ditahan oleh otoritas komunis Korea Utara.

Pyongyang mengatakan Kim melarikan diri ke Korea Utara untuk menghindari “pelecehan dan diskriminasi rasial di tangan militer AS.”

Namun setelah menyelesaikan penyelidikannya, Korea Utara “memutuskan untuk mengusir” Kim karena menyusup secara ilegal ke wilayahnya pada bulan September.

Berdasarkan ketentuan perjanjian pembelaan, hakim menjatuhkan hukuman satu tahun penjara kepada Travis, pengurangan pangkat Private (E-1), pencabutan semua gaji dan tunjangan, dan pemecatan dengan tidak hormat, kata pengacara Rosenblatt dalam sebuah pernyataan Jumat. metode pemecatan.

“Travis telah menjalani hukumannya dan berperilaku baik, serta telah dibebaskan dan akan kembali ke rumah,” bunyi pernyataan itu.

“Travis King telah menghadapi tantangan besar sepanjang hidupnya, termasuk pendidikan yang sulit, paparan lingkungan kriminal, dan perjuangan dengan kesehatan mental,” kata Rosenblatt. “Semua faktor ini menambah kesulitan yang dia hadapi di militer.”

Kantor Penasihat Pengadilan Khusus Angkatan Darat mengkonfirmasi pengakuan bersalah King sebagai bagian dari perjanjian dalam sebuah pernyataan, dengan mengatakan “semua tuduhan dan spesifikasi lainnya dibatalkan sesuai dengan ketentuan perjanjian pengakuan.”

“Hasil pengadilan militer hari ini adil dan merata serta mencerminkan keseriusan kejahatan yang dilakukan oleh Prajurit King,” kata jaksa penuntut Mayor Allison Montgomery dalam sebuah pernyataan.

Tautan sumber