Satpol PP  razia ratusan ribu rokok ilegal di Lombok Tengah

Lombok (ANTARA) – Anggota Satpol PP Kabupaten Lombok Tengah bersama petugas Bea Cukai Mataram, Nusa Tenggara Barat melaksanakan razia rokok ilegal untuk mencegah peredaran di daerah setempat dan saat ini sudah ratusan ribu rokok ilegal yang terjaring razia.

“Ratusan ribu batang sudah berhasil kami sata, karena sekali razia saja bisa Sita hingga 50.000 batang rokok ilegal,” kata Kasatpol PP Lombok Tengah Zaenal
Mustaqim di Lombok Tengah, Sabtu.

Lombok Tengah kian marak bahkan warga bisa dengan mudah mendapatkan lokasi penjualan rokok ilegal ini, padahal dari Satpol PP dan petugas lainnya gencar melakukan penyertaan, namun ternyata hal ini tidak membuat efek jera terhadap parajual rokok ilegal secara ringkas.

“Beberapa kali operasi penyertaan rokok ilegal oleh petugas mendapatkan hasil yang sangat banyak”, katanya.

Ia mengatakan hasil razia tahun ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jika melihat dari hasil razia yang telah dilaksanakan.

“Bisa dibilang saat ini rokok ini sangat marak, meski sering melakukan razia tapi yang namanya rokok ini bisa dibilang kebutuhan makanya masih saja marak peredaran rokok ilegal ini,” katanya.

Ia menegaskan bahwa maraknya peredaran rokok ilegal ini karena memang rokok ilegal ini merupakan produk yang sangat laris di masyarakat.

Setelah memulai ulang, lakukan hal berikut: 1. Lakukan pengoperasian secara optimal.

“Kalau kami operasi harus ada tim dari Bea Cukai dan tidak bisa kami melakukan operasi setiap saat karena harus ada tim gabungan”, katanya.

Jika apa yang Anda lakukan ilegal, patuhi hukum. “Maka peredaran rokok ilegal ini berani sedikit, karena memang belum adanya sanksi tegas padahal sudah ada sanksi pidana”, katanya.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mendapatkan sesuatu secara cuma-cumapersamaan Di Lombok Jawa, mungkin ilegal di daerah lain di Lombok, namun ilegalitas di Lombok dapat menyebabkannya berubah, harap berhati-hati.

“Biasanya dibawa menggunakan mobil bok dan sirkulasi ini tidak satu pintu” Catania.



Tautan sumber