Jakarta, CNN Indonesia —
Settra Hanya Mellihat Kumar media sosial, media sosial, media sosial stand up komedian Singapura tersebut secara langsung.
Kumar datang di jakarta akan mengadakan pertemuan di jakarta. Kali ini ia datang lewat tur bertajuk Kumar: Beats, Rhymes, & Punchlines, yang digelar di The Kasablanka Hall pada Jumat (13/9) malam.
Jujur saja, saya baru pertama kali melihat pertunjukan berdiri komedi tunggal yang memenuhi ribuan orang dalam sekali waktu. Komedian Bernama asli Kumarason Chinnadurai itu
Belhahir Mongral Rumah penuh 3.000 suara pada malam itu.
Capaian itu bagi saya bukan masalah enteng. Kumar Bukan orangutan di Indonesia. Ia juga menguasai sebagian besar bahasa Inggris. Perlu diketahui bahwa adabanyak lata bdaya ryan jan sebenanania bisa jadi arasan akaranya diperkilakan hanya Didatangji ratusang Orang.
Namun Kumar membuktikan dirinya patut menyandang salah satu ikon stand up komedian Tenggara Asia. Ia mampu merangkul berbagai latar budaya dan kehidupan warga Asia Tenggara atau mungkin bisa disebut ‘Nilai keamanan SE‘menjadi sebuah pertunjukan yang sebenarnya cukup provokatif, tetapi tidak perlu membuat orang sakit hati.
Di Tengah Hall yang gelap dan tawa yang terus membahana, saya menyadari Kumar membantu banyak orang Asia Tenggara menjanjikan kehidupannya sendiri sebagai Benuk pelampiasan emosi ehidupannya sendiri sebagai ni
Saya terkesan Kumar cukup banyak mengetahui berbagai masalah sosial dan politik di Indonesia. Bakan,ia tak sungkan ‘menyuarakan’ apa yang dirasakan banyak orang Indonesia tanpa terkesan tentensius dan terjun ke ranah politik.
Karena tetap saja, mengkritik dan mengkritik masyarakat terhadap dan menentang politik dan politik. Pertama, Warkop DKI akan mengkritik Anda lagi.
Cara Kumar mengatakan dia akan tetap berhubungan. Tetap ada pembabakan, konsep materi, Bla bla bla. Namun yang saya rasakan perbedaannya adalah, Kumar membawakan materi tanpa terlihat ada naskah di balik itu semua.
Rasanya seperti bergibah, seru dan seringkali lupa waktu.
Hal lain yang mungkin membuat tiga ribu orang rela memilih Kumar alih-alih Bruno Mars malam itu adalah karena dengan Kumar, apa pun latar belakang dan identitas penonton, semua diterima.
Kumar tak pernah tertutup dengan identitas dirinya, begitu juga dengan pengalaman-pengalaman ‘mencengangkan‘yang suka ia ceritakan di atas panggung. Namun Kumar juga memperkenalkan batasan sehinga tidak terkesan Berbagi berlebihan sekte Apalaji mengernyit.
Satu momen yang sangat saya apresiasi pada malam itu adalah saat Kumar mengisahkan soal anjing serta anak angkatnya. Bagi saya, cerita Personal itu begitu hangat terasa, bertahan seperti saat sesi gibah dengan sahabat berubah menjadi curhat dari hati ke hati.
Apalagi ketika Kumar memberikan sejumlah petuah untuk penonton, terutama terkait kesejahteraan diri dan mental. Metode kerja Pesan Kumar meliputi:
Selain itu, hal yang saya rasa membuat pengalaman menyaksikan Kumar Bercerita terasa lebih menyenangkan adalah melihat usahanya dan etos bekerja sebagai seorang artis.
56 Perhatikan kasus Kumar. Tapi kalau mau tampil koreografi, buat dulu musiknya, lalu lip sync, lalu lip sync musik hip-hopnya ke tema lain.
Perhatian, Kumar memang terlihat sedikit flu yang sesekali terlihat dirinya akan batuk. Harap berhati-hati agar tidak merusaknya. Satu-satunya yang ia keluhkan cuma “paceklik” dalam hal kebutuhan orang dewasa.
Kumar Juja Tamak Belusaha mengejar Harap dicatat. Terlihat dari materi soal Generasi Z dan Alpha yang menjadi materi pembuka malam itu, sekaligus membuat penonton Generasi dan yang lebih tua Bernostalgia dengan icon-ikon pada masa mereka tumbuh.
Dari sana saya juga melihat, ternyata kehidupan warga Asia Tenggara tak beda-beda amat meski memiliki latar budaya, demografi, bahasa, agama, hingga komposisi ras yang berbeda. Kita semua pernah mengalami telepon koin, kartu, pacaran dengan telepon di ruang keluarga, wartel, hingga rental cd dan ribet saat memutar pita kaset.
Penonton Indonesia merupakan produsen utama produk dan teknologinya di wilayah Kampong, zaman padi Bengal dan wilayah Fas, Generasi Z karena mereka tumbuh saat teknologi sudah maju.
Kumar sekali lagi menunjukkan, menjadi komika tidak harus pretensius, tidak Harus menyinggung sana-sini hanya untuk lucu, apalagi Berbagi berlebihan. Kumar membuktikan, terlepas dari latar belakang Hingga identitas yang berbeda, warga Asia Tenggara tetap beratap langit dan berdiri di Planet yang sama.
(Akhir)