Ibunda dari almarhumah dr Aulia Risma mengatakan Dia mengatakan semua bukti transaksi sudah diserahkan ke Polda Jawa Tengah.


Jakarta, CNN Indonesia

Ibunda dari almarhumah Dr.Aulia Risma Lestari mahasiswi PPDS Anestesi tidak direndam menceritakan soal uang yang dikirim untuk ‘iuran’ kepada putrinya saat menuntut ilmu di semarangJawa Tengah tersebut.

Pengacara keluarga korban menyebut uang tersebut setidaknya sebesar Rp225 juta.

Ibunda Aulia, Nuzmatun Malinah membenarkan saat ditanya soal iuran puluhan juta dalam proses PPDS Anestesi Undip yang dijalani almarhumah di RSUP Dr. Kariadi.

mengiklankan

Gulir untuk melanjutkan konten

Dia mengatakan semua bukti transaksi sudah diserahkan ke Polda Jawa Tengah.

“Terkait iuran, kami sudah ada tanggal tanpa/9) malam.


“Uang untuk kebutuhan angkatan dan lainnya. Iya sebulan sekali. Yang semeter pertama itu (untuk) Senior. Selebihnya untuk angkatan laut,” imbuhnya.

Dia menjelaskan iuran dengan nominal terbesar ada pada semester pertama. Masa semester ini secara nominal dikurangi.

“Kalau yang besar itu semester satu. Di semester berikutnya masih ada”, katanya.

Pada tahun 2024, perjalanan Augustus akan berlangsung pada tanggal 12 Desember.

“Terakhir membayar sampai terakhir, karena bulanan, Agustus itu masih,” kata Nuzmatun.

Di tempat yang sama, Misyal Ahmad selaku pengacara keluarga korban Total yang sudah dikeluarkan dr Aulia, yaitu sekitar Rp225 juta. Lihat detailnya untuk lebih jelasnya.

“Nilai uang itu Rp225 juta tapi kita enggak tahu kegunaannya ke mana saja. Masih diperiksa oleh polisi melalui rekening koran. Besok ada keterangan tambahan di Polda,” kata Misyal.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya menyebut ada pemerasan Hingga puluhan juta rupiah di PPDS Anestesi Undip tempat Dr Aulia Risma menimba ilmu. Undip juga mengakui ada iuran Rp20-40 juta per bulan di semester pertama.

Penyidik ​​​​Polda Jateng telah meminta keterangan 34 orang saksi dalam penyelidikan kasus dugaan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Polisi Artanto mengatakan kepada para saksi yangdiperiksa antara teman lain seangkatan korban AR di PPDS Anastesi Undip Semarang dan ketua angkatan.

“Sudah 34 Saksi, antara teman seangkatan lain, ketua angkatan, serta para Bendahara” katanya, Selasa (17/9) seperti dikutip dari Antara.

Menurut Artanto, hasil pemeriksaan para saksi akan dinalisa dan disinkronkan satu dengan yang lain.

Hubungan antara data dan data.

“Semua berproses dan akan diteliti secara mendalam” Catania.

Berita Lengka Baca Disini.

(Tim/Anak)


(Gambas: Video CNN)




Tautan sumber