PT Pertamina (Persero) membantah klaim anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal kadar sulfur yang tinggi di BBM jenis pertamax.


Jakarta, CNN Indonesia

PT perusahaan minyak nasional (Persero) membantah klaim anak buah Menko Marvels Luhut Binsa Panchaitan Surkadar Sulfur Yang Tingidi BBM Johnny Peta Maks.

Sekretaris PerusahaanPertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menjelaskan kandungan sulfur pertamax saat ini adalah 400 ppm. Ia mengklaim ini sudah sesuai ketentuan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.

Bahkan, Pertamina mengatakan sulfur di pertamax sudah diuji Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (BBPMGB) Lemigas Ditjen Migas Kementerian ESDM.

mengiklankan

Gulir untuk melanjutkan konten

Pengujian dilakukan untuk BBM RON 92, baik dari Pertamina maupun badan usaha lainnya. Untuk pertamax, hasil kandungansulfurnya masih jauh di bawah batas maksimal yang notetapkana masih jauh ditebawah batas maksimal yang 木


“Kami Pastikan seluruh produk BBM Pertamina ketentuan yang berlaku. Bahkan, kandungan sulfur pertamax masih jauh di bawah 400 ppm. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan bawah 400 ppm. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitasperta”.

Meski diklaim kurang dari 400 ppm, Heppy tak menyebut berapa angka pasti kandungan sulfur yang dimiliki pertamax sekarang.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan pemerintah tengah mengupayakan produksi BBM rendah sulfur. Ia menyebut ini sebagai salah satu upaya menurunkan emisi karbon.

Rachmat menyinggung salah kaprah masyarakat selama ini dalam menilai kualitas BBM. Ia mengatakan rata-rata hanya melihat dari besaran Penelitian Angka Oktan (RON) ben bernyanyi atao Nomor setana (CN) Pada Diesel.

“Sebenarnya yang menjadi isu di sini adalah sulfurnya. Karena dengan sulfur itu, kalau sulfurnya tinggi, teknologi mesin untuk mengurangi polusi jadi tidak bisa berfungsi”, ).

Sayangnya hari ini BBM yang disediakan oleh Pertamina itu hampir seluruhnya belum memenuhi standar Euro 4. Jadi, biosolar itu 2.500 ppm, pertalite 500 ppm, pertamax itu 400 ppm.

Anak buah Luhut itu menegaskan standar emisi Euro 4 mewajibkan kandungan sulfur pada bensin sebesar 50 ppm. Apalagi di Euro 5 kandungan sulfurnya harus di bawah 50 ppm.

Berdasarkan dokumen di laman resmi Pertamina tentang spesifikasi pertamax, mereka mengacu pada SK Dirjen Migas No. 3674K/24/DJM/2006 tentang Standard dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Ba​​ciah Zinapa Bahan Bal​​lar​​y Jeni Bahan Ba​ distrik Bahan yapainapas. Pada saat itu, jenis BBM RON 91 dibatasi maksimalsulfurnyasebesar 0,05 persen m/m atau setara 500 ppm.

Aturan tersebut kemudian dicabut dengan Keputusan Dirjen Migas No.: 110.K/MG.01/DJM/2022. Pada beleid ini penjelasan penerapan BBM rendah sulfur diterapkan secara bertahap.

Misal, sulfur BBM RON 91 maksimal hanya 400 ppm mulai 1 Januari 2023.

Ditjen Migas ESDM lalu menetapkan kandungan sulphurbensin ini maksimal 300 ppm pada tahun 2027.

Aturan tersebut seharusnya menjadi landasan Pertamina dan badan usaha swasta lain dalam menyediakan BBM RON 92, termasuk pertamax.

(Gambas: Video CNN)

(skt/agt)





Tautan sumber