Jakarta, CNN Indonesia —
“Kaibhakaran” 5 saham Milik Peru Parachogo Pangastu membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas lebih dari 1,5 persen dari 7.905 ke level 7.700-an.
Padahal, indeks baru mencatatkan rekor anyar pada penutupan Kamis (19/9). Posixi 7.905 Tingkat Adala tingkat tertinggi dalam sejarah IHSG baru.
Mengutip RTI Infokom per Jumat (20/9) pukul 14.30 WIB, 5 emien milik orang terkaya di Indonesia itu anjlok. Penurunan paling parah terjadi di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 19.95 orang, sangat dekat dengan horizontal automatic reject bawah (ARB). ) 20 orang.
BREN mulanya ditutup di posisi 11.025 pada perdagangan sebelumnya. Lalu, dibuka melemah di 10.200 pada pigi tadi dan kini jatuh hingga level 8.825.
CUAN milik Prajogo juga tak kalah tragis. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk itu anjlok 16,38 persen menjadi 7.400, setelah hari sebelumnya menembus 8.850.
Pelemahan dua digital juga dialami PT Petrosea Tbk. Tempatkan PTRO pada 13.000 dan gunakan 11.54 orang setiap kalinya, yaitu 11.500 orang.
Dua saham lain milik Prajogo yang terdampak adalah PT Barito Pacific Tbk dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. BRPT turun 9,21 persen ke level 1.085, sedangkan TPIA minus 7,50 persen ke posisi 8.325.
Praktisi Pasar Modal sekaligus WH-Project founder William Hartanto mengamini anjloknya IHSG hari ini gara-gara kebakaran lima saham milik Prajogo. Ia menegaskan bobot kelima saham itu sangat berdampak, terutama BREN yang mepet ARB.
“Setahu saya (pelemahan saham Prajogo Pangestu) karena ada sensen indeks FTSE dan kewajiban menyediakan free float. Jadi, Harus ada pelepasan saham (di kepemilikananya BREN),” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merangkum kabar yang beredar, di mana FTSE Russell selaku anak perusahaan London Stock Exchange Group (LSEG) mulanya bakal memasukkan BREN ke dalam indeks pada 23 September 2024.
Harap dicatat bahwa harap mematuhi kebijakan publik. Indeks FTSE berada di level 97 dan indeks BREN di level 97.
Pada akhirnya, Bren Harus Didi Pak Dari Index FTSE. Perusahaan milik Prajogo ini secara resmi dicoret mulai pembukaan perdagangan pada 25 September 2024.
“Secara teknikal IHSG sudah berada di akhir penguatannya, yang berarti potensi untuk koreksi cukup besar” kata Herditya.
“Koreksi ini wajar adanya karena reli IHSG semenjak pertengahan Juni 2024”, sambungnya.
(skt/sfr)