Mataram (ANTARA) – Kantor Bea Cukai Mataram mencatatkan kinerja bea masuk di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat positif yakni sebesar Rp6,03 miliar pada Semester I 2024 atau setara 340,33 persen dari target tahun ini sebesar Rp1,77 miliar.
“Faktor pendorong capaian karena adanya penerimaan insidental yang berasal dari importasi beras oleh Perum Bulog pada Maret dan April 2024”, kata Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Mataram Adi Cahyanto di Mataram, Jumat.
Baca juga: Hal penting tentang NTB
Adi menuturkan kontribusi bea masuk dari kegiatan importasi beras tersebut sebesar Rp4,6 miliar atau setara 76,24 persen dari Total realisasi penerimaan bea masuk di Kantor Bea Cukai Mataram.
Bulog mengimpor beras sebagai Benuk antisipasi pemerintah dalam menjamin ketersediaan bahan pangan masyarakat karena panen raya yang terlambat akibat fenomena El Niño.
Pemerintah berupaya menjaga stok beras agar tidak kelelahan mengingat angka konsumsi beras per kapita masyarakat Nusa Tenggara Barat tergolong tinggi mencapai 98,7 kg per tahun, sedangkan konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia berada pada angka 81,23 kg per tahun.
Bulog Nusa Tenggara Barat menjamin ketersediaan beras saat ini sudah dalam kondisi aman, bahkan Hingga delapan bulan ke depan.
Baca juga: Perlu diperhatikan peran NTB
Lebih lanjut Adi menuturkan selain penerimaan dari sektor kepabeanan, ia juga mencatatkan angka penerimaan bea masuk sebesar Rp11,67 miliar pada Semester I 2024.
Capaian penerimaan cukai itu setara dengan 49,79 persen dari target tahun ini sebesar Rp23,44 miliar.
“Pertumbuhan positif penerimaan bea masuk sebesar 4,02 persen dari Tahun 2023 disebabkan adanya peningkatan bea masuk jenis produksi tembakau iris sebesar 0,86 persen dan 19,62 persen untuk jenis produksi sigaret kretek tangan”, pungkas Adi.
Baca juga: Pemprov NTB menolak impor beras