Mantan Kepala Dinas terjun ke dunia politik, bisakah dia menang?

melewati:
M.Rey, SE
Aktivis ekonomi Tanjung Pinang

Dimanapun berada, baik di ruang terbuka maupun tertutup, dari kedai kopi hingga kantor di dekat pemilu, baik pemilu legislatif maupun pemilu kepala daerah, pertanyaan ini selalu terdengar.

Pertanyaan itu juga terdengar di Kota Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau. Soalnya, pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 Februari lalu, banyak mantan kepala dinas yang mengajukan diri menjadi calon legislatif di Kota Tanjung Pinang.

Misalnya, mantan Kepala Dinas Sumber Daya Manusia Tanjung Pinang, Hamalis, mencalonkan diri sebagai calon legislatif di Daerah Pemilihan Kota Tanjung Pinang di Provinsi Kepulauan Riau, dan mantan Kepala Dinas Sumber Daya Manusia Tanjung Pinang, Amrialis, mencalonkan diri di Daerah Pemilihan Kota Tanjung Pinang. Calon DPRD Daerah Pemilihan Tanjung Pinang Timur 2.

Selanjutnya, mantan Kasatpol PP Tanjungpinang Tanjungpinang mencalonkan Caleg 2 Daerah Pemilihan Tanjung Pinang Timur, dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Tanjung Pinang Adnan mencalonkan Caleg Daerah Pemilihan Tanjung Pinang 1 Tanjung Pinang Barat – Tengku Daran, mantan direktur Inspektorat Kota, mencalonkan calon legislatif Bukit Bestari di daerah pemilihan 4 Kota Tanjung Pinang.

Selanjutnya, mantan Ketua BKD Tanjung Pinang Raja Khairani mencalonkan Caleg Kota Tanjung Pinang Dapil I, Tanjung Pinang Barat, dan mantan Sekretaris Daerah Tanjung Pinang Syafrial Evi mencalonkan Caleg Kota Tanjung Pinang untuk Dapil Bukit Bestari IV, dan Irwan, eks Asisten I Kota Tanjung Pinang, Dapil II Tanjung Pinang Timur.

Dari seluruh daftar mantan kepala dinas, tidak ada yang berhasil meraih kursi legislatif pada tahun 2024. Data tersebut disusun berdasarkan hasil pemilu legislatif 2024 di Majelis Umum KPU Tanjung Pinang. Tentu saja ini menjadi pertanyaan semua orang.

Apa yang menghalangi mereka memenangkan kursi politik? Padahal sudah banyak yang mereka lakukan untuk Kota Tanjung Pinang. Hingga saat ini, pertanyaan tersebut masih menjadi misteri. Apakah mantan pemimpin militer benar-benar tidak punya tempat dalam politik? Dinamika ini masih menjadi pertanyaan, mampukah mereka menang? ***

Tautan sumber