Aktivis pendidikan dan produser Malala Yousafzai mendapat banyak kritik karena bekerja sama dengan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam musikal baru yang baru saja dibuka di Broadway.
Pekan lalu, Malala mengunggah foto-foto pemutaran perdana musikal SUFFS di New York.Yang menghadiri pemutaran perdana adalah ModeAnna Wintour, aktor Lin-Manuel Miranda dan Huma Abedin, antara lain.
Clinton dan Malala bersama-sama memproduseri “SUFFS”, yang menceritakan kisah perjuangan perempuan Amerika untuk hak memilih.
Komentar Malala mengenai Israel-Palestina dikutuk sebagai ‘munafik’
Malala dengan cepat dikritik karena keengganannya untuk berbicara secara terbuka mengenai masalah Palestina, namun malah berkolaborasi dengan Clinton untuk secara terbuka mendukung invasi Israel ke Gaza, dengan netizen menyebutnya sebagai “pengkhianat.”
Salah satu pengguna X menuduh Malala bekerja sama dengan Clinton, yang mendukung perang drone CIA yang menewaskan banyak orang di Pakistan utara.
Pengguna lain mengingatkan kita bahwa Malala telah bungkam terhadap komunitas yang menindas selama beberapa waktu.
Pengguna lain mengecamnya karena mendukung “kekerasan kekaisaran”.
Pengguna lain menuduh Malala bekerja sama dengan “penjual perang” Hillary Clinton.
Salah satu pengguna berteriak bahwa Malala telah “resmi dijual”.
Ini bukan pertama kalinya Malala dikritik karena tidak menggunakan platformnya untuk berbicara menentang Israel dan berbicara atas nama warga sipil Palestina yang terbunuh.
Tak lama setelah Israel menyerang Gaza Oktober lalu, Malala dituduh ‘munafik’ Karena tidak ada kecaman publik terhadap Israel.
Nanti, Malala Memposting video yang menggambarkan “keterkejutannya” terhadap pemboman tersebut dan mengumumkan bantuan sebesar $300.000 kepada Palestina.