– mengiklankan –
– mengiklankan –
– mengiklankan –
– mengiklankan –
Pengarang: Saif Huda Ames.
Pernahkah Anda melihat dan mendengar obrolan Leak Alus Politik di TEMPO yang mengangkat topik Jokowi-PDIP Retak Hasto Diburu? Jika belum, saya akan menjelaskan ringkasan obrolan Bocor Alus Politik di Tempo dan jika saya (melihat dan mendengar) saya akan menambahkan beberapa informasi tentang topik tersebut.
Ricky Ferdianto, Redaksi Legal Leaks Alus Politik, memberikan informasi yang didapatnya dari Kuningan, Gedung KPK. Dia mengatakan, Hasto sempat diperiksa KPK terkait Harun Masiku. Menariknya, saat KPK menyita barang-barang milik Hasto yang diperoleh dari staf Hasto, Kusnadi, KPK tidak hanya menelusuri informasi yang ada di ponsel Hasto, namun juga di buku Informasi Catatan Hastor PDIP.
Menurut Ricky, buku catatan PDIP mencatat laporan yang disampaikan Hasto Kristiyanto selaku Sekjen PDIP kepada Ketua Umum PDIP Ibu Mekawati Soekarnoputri. Poin terpentingnya adalah strategi Partai Demokrat menghadapi Pilkada November 2024. Sementara dari telepon genggam Hasto yang juga disita dari Kusnadi, KPK melihat dan mendalami percakapan Hasto dengan oknum tertentu yang diduga terkait kasus suap KPU, isi Harun Masiku (HM). Termasuk percakapan Hastot dengan seorang pengacara bernama S, yang kemudian diidentifikasi sebagai Saiful.
Saya kaget mendengarnya di YouTube, apa maksudnya Saiful? Karena selain nama saya Saiful (nama lengkap Saiful Huda), sejujurnya saya juga paling sering berkomunikasi dengan masyarakat, termasuk kalangan pejabat negara termasuk Mas Hasto Kristiyanto. Namun kalau dipikir-pikir, nama Saiful Bachri juga masuk dalam pusaran kasus suap KPU Harun Masiku. Namun, ketika saya mendengar Saiful yang terlibat kasus HM bukan seorang pengacara, saya tersenyum sendiri dan permainan politik semakin terlihat.
Lihat keterangan Juru Bicara KPK Ali Gufron pada 5 Juni lalu, katanya Hasto dipanggil untuk dimintai keterangan oleh saksi bernama Simon Petrus dan seorang mahasiswa, namun Hasto sempat diperiksa hampir 4 jam kenapa tidak ada keterangan terkait kedua saksi tersebut. ? Apakah masuknya Hasto hanya sekedar strategi Partai Komunis Korea Utara, dan tujuan sebenarnya adalah menyita barang-barang Kusnadi yang berisi rahasia partai? Apakah ini cara untuk menundukkan Hasto dan Partai Demokrat agar bisa mewujudkan ambisi baru Jokowi untuk mengimplementasikan apa yang terjadi di pemilu presiden ke dalam pilkada, termasuk membuka jalan bagi Kaisan dan menantunya Bobby?
Jadi bisa dimaklumi kenapa Saudara Rosa menyamar, berbohong, merampok, mengancam, bahkan menanyai Kusnadi tanpa dipanggil. Jadi ini adalah permainan politik yang sangat kejam. Oleh karena itu, dapat dimengerti mengapa sumber yang kredibel seperti mantan Komisioner KPK Saut Situmorang mengatakan: “Penyidik KPK diasingkan oleh kepentingan eksternal”.
Kembali ke Saiful Bachri, dia disebut-sebut sebagai orang yang dititipi uang oleh Harun Masiku untuk memenuhi tuntutan unsur KPU. Bukankah saya sudah mendengar bahwa Saif al-Bahri dan anggota KPU telah dijatuhi hukuman, dipenjara, dan dibebaskan? Dilihat dari fakta pengadilan, tidak ada hubungan dengan Mashasto selama seluruh proses. Sehingga pertandingan terakhirnya menjadi lebih jelas, yaitu soal bagaimana mengontrol PDIP agar bisa mengaturnya dalam pilkada.
Beragam persoalan politik itu membuat wartawan Tempo Bocor Alus (Raymundus) sendiri bertanya-tanya, mengapa kasus yang sudah lama tak terselesaikan dan terhenti proses hukumnya tiba-tiba dibuka kembali? Sering melontarkan pernyataan yang tidak sejalan dengan Istana? Seperti pernyataan Hasto terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Perkara Nomor 90, langsung ditegaskan adanya intervensi pihak istana. Atau analogikan sopir truk yang membuat telinga ibu Gibran merah? “Tetap harus memperhatikan batasan usia pengemudi truk. Bukankah keputusan MK tentang pencalonan Presiden/Cavapres tidak memperhitungkan usia?” kata Hasto, menurutnya.
Selain itu, ucapan Hasto soal dana kampanye Jokowi yang dibeberkannya ke publik juga membuat geram pihak Istana Kepresidenan. Apakah ini sebabnya Hastor diburu?
Ricky Ferdianto (wartawan TEMPO) kemudian menjawab, “Kasus Harun Masiku dibuka kembali karena pihak Kuningan (baca: KPK) sudah mendapat petunjuk bahwa Hasto terlibat dalam upaya menyembunyikan Harun Masiku KPK bungkam dan hanya meminta keterangan pribadinya, sedangkan penyidik lebih fokus menangkap dan memeriksa anak buah Mas Hasto, Kusnadi.
Di sini saya ingin menambahkan analisis politik saya terhadap pernyataan terbaru wartawan Tempo, Ricky Ferdianto. Saya kira Ricky tidak perlu heran mengapa dalam kasus ini dukungan pimpinan KPK sangat minim, namun penyidik KPK bernama Rosa ini terkesan begitu agresif karena memiliki dukungan politik yang kuat di belakangnya dan berani melanggar hukum acara pidana. Makanya saya tantang Bocor Alus. Agar adil, tolong dibeberkan siapa sosok kuat di balik Rossa? Mengapa Rosa begitu gemar melakukan suap biasa, sementara korupsi pertambangan, perjudian online, dan narkoba seolah diabaikan?
Tak hanya itu, Rosa (penyidik KPK) juga mempertanyakan dan mengancam Kusnadi tanpa mengeluarkan somasi terlebih dahulu, padahal Kusnadi dan Mashasto tidak ada kaitannya dengan kasus yang ditutup tersebut. Bukankah semua ini ilegal? Kita juga ingin tahu apa motivasi Rosa gencar membuka kembali kasus tersebut hingga menyeret nama Mas Hasto ke dalamnya? Oh iya, kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bilang sudah tahu HM ada di Moro, kenapa masih dibiarkan saja, tidak ditangkap? Apakah ini bohong (bohong) ataukah isu ini memang sengaja “direkayasa” hingga berakhirnya pilkada?
Jika penyidikan terhadap Sekjen Partai Demokrat Hasto Cristianto merupakan “Operasi Khusus” (Opsus) Istana yang menggunakan aparat penegak hukum, tentu kita akan sangat khawatir. Kekhawatiran ini tentu tidak berlebihan bagi para akademisi dan pemikir nasional seperti Prof. Sulistiyowati, Bapak Sukidi dan Prof. Magnes Suseno sendiri menyoroti praktik penegakan hukum yang selektif, yang menurutnya menyasar lawan politik rezim pemerintah.
Pada hari Rabu (19 Juni 2024), Perkumpulan Nurcholish Madjid mengadakan diskusi di Jakarta bertajuk “Hukum sebagai Senjata Politik” dan mengutip Steven Levitsky Levitsky dan Daniel Ziblatt, Pak Sukidi mengatakan, “Penegakan selektif dapat terjadi ketika suatu hukum ditegakkan. melalui penebangan selektif. Undang-undang tersebut menyasar lawan politik. Atau lawan politik. Namun, bagi teman, kawan, atau sekutu politik, undang-undang tersebut tidak boleh ditegakkan,” kata Park Sukidi juga menanggapi permintaan Sekjen Partai Demokrat Indonesia. Partai Perjuangan (PDIP) Hasto Christiano. Hasto Kristiyanto) proses klarifikasi, penegakannya selektif (baca: selektif).
Nah… menarik bukan Opsus menggunakan aparat penegak hukum untuk melawan Sekjen PDIP Mas Hasto? Saya berdiskusi dengan beberapa teman beberapa waktu lalu dan sampai pada kesimpulan bahwa tentu saja kita masih harus menunggu bukti. Kasus ini sengaja dibuka kembali karena bos ingin mengumpulkan dana politik. Oleh karena itu, tak heran jika nama Hasto Cristianto, Sekjen Partai Demokrat, ditarik dari kasus kecil suap Harun Masiku ke KPU, sehingga nama Partai Demokrat hancur dalam pilkada yang digelar. pada saat yang sama. November 2024, dan kasus-kasus besar seperti perjudian online, kasus korupsi, dan ranjau darat senilai Rp 300 miliar telah terlupakan. Tahukah Anda siapa bosnya? Singkatannya adalah LSP dan JW.
Ini hanyalah spekulasi dari pihak kami dan mungkin benar atau tidak, tapi jika benar, bersiaplah mereka dilawan oleh banteng yang akan membuat mereka memar dan berdarah dalam waktu lama! …(DIA).
22 Juni 2024.
Saif Huda Ames (DIA). Pengacara dan jurnalis.